Home » » Tri Laksana: Sepuluh Persen Anak Sekolah Alami Gangguan Penglihatan

Tri Laksana: Sepuluh Persen Anak Sekolah Alami Gangguan Penglihatan

SEMARANG - Sedikitnya 10 persen anak usia sekolah di Jawa Tengah terdeteksi mengalami kelainan refraksi pada matanya. Anak-anak dengan usia antara 5 hingga 15 tahun ini bahkan telah membutuhkan kacamata untuk menangani gangguan pada penglihatannya.    
Hal tersebut dikatakan dokter Tri Laksana, salah satu Pengurus Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Jateng, di sela "Bakti Sosial Pemeriksaan Mata Sejak Dini", yang diprakarsai PT Sido Muncul dan Perdami Jateng, di TK-SD Bina Putra, Jalan Damarwulan 52, Semarang, Sabtu (6/4).
Menurut Tri Laksana, angka penderita refraksi mata tersebut diperoleh Perdami Jateng dari hasil survei dan pemeriksaan yang telah dilakukan di sejumah sekolah yang ada di wilayahnya. Adapun selama ini refraksi mata pada anak, jarang sekali mendapat perhatian dari orang tuanya.
"Kurangnya kesadaran orang tua untuk memeriksakan mata anak-anaknya sejak dini menjadikan kondisi mata makin bertambah parah," ungkapnya.
Pada beberapa pemeriksaan mata yang dilakukan di sekolah-sekolah, lanjutnya, Perdami selalu menemukan kelainan refraksi pada mata, khususnya rabun jauh. Adapun penyebab kelainan tersebut bisa lantaran secara genetis dari orang tua, atau bisa juga karena lingkungan dan perilaku.
"Kebanyakan kasus yang ditemu, refraksi mata terjadi akibat perilaku sehari-hari, seperti kebiasaan menonton televisi dengan jarak yang dekat, bermain "game" di komputer dan telepon seluler, serta membaca sambil tiduran. Kebiasaan tersebut membuat mata anak jarang berkedip., sehingga mata menjadi capai, kering, dan memengaruhi kelainan refraksi," jelasnya.
Oleh karenanya, Trilaksana berharap adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mata sejak dini. Dengan begitu, kelainan pada mata bisa terdeteksi sejak dini, dan akan ada upaya pengobatan, seperti pemakaian kacamata secara optimal.
Direktur Utama PT Sido Muncul, Irwan Hidayat menambahkan, kegiatan bakti sosial pemeriksaan mata anak tersebut akan dilakukan setiap akhir pekan di sejumlah sekolahan, khususnya yang ada di Semarang dan sekitarnya. Bahkan tak menutup kemungkinan, kegiatan pemeriksaan kesehatan mata dan pemberian kacamata secara gratis ini akan dilakukan secara lebih luas lagi hingga ke sejumlah daerah di luar Jawa Tengah.
"Banyak anak-anak tidak sadar mengalami mata minus, akhirnya tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan prestasinya turun. Kami bantu kacamata agar mereka bisa kembali belajar dengan baik," imbuhnya.
Sementara itu, kegiatan Pemeriksaan Mata Sejak Dini di TK dan SD Bina Putra Semarang diikuti oleh sekitar 160 murid. Kegiatan tersebut mendapat apresiasi positif dari Kepala Sekolah TK-SD Bina Putra,  serta dari UPTD Pengawas Sekolah Semarang Barat, dan Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Perwakilan UPTD Pengawas Sekolah Wilayah Semarang Barat, Sri Suryanti menyatakan, kepedulian Sido Muncul terhadap masyarakat, khususnya kepada anak usia sekolah memang benar terbukti, seperti apa yang kerapkali dilihatnya dari media massa. Pihaknya pun berharap, Sido Muncul dapat terus memperluas kegiatan tersebut, utamanya di wilayah Semarang Barat, yang masih ada sekolah dengan kondisi siswa yang membutuhkan bantuan.

Source: http://www.jpnn.com/read/2013/04/07/166267/Sepuluh-Persen-Anak-Sekolah-Alami-Gangguan-Penglihatan-

0 komentar:

Posting Komentar