Popular Posts

Labels

Home » » Bayi Okinawa: Dahi Berkerut Setiap Dengar Azan

Bayi Okinawa: Dahi Berkerut Setiap Dengar Azan

yang berbeda dengan bayi berumur enam hari yang diberi nama Okinawa. Anak dari pasangan Sri Harti dan Iwan Saribuana, warga Jalan Sisingamangaraja Gang Jati II No 5, Lingkungan II kelurahan Teladan Barat, Kecamatan Medan Kota, memiliki telinga yang berbeda. Telinganya berbentuk lafaz Allah.

"Inilah telinga anak saya berlafaz Allah. Saya tidak menyangka dengan bentuk telinga anak saya ini. Satu bentuk anugerah yang besar diberikan Allah," ungkap Sri sambil menunjukkan telinga anaknya yang tertidur di pangkuan, kemarin di kediamannya.
Okinawa merupakan anak kelima Sri. Dilahirkan secara normal di Klinik Bersalin Sari di Jalan Sempurna Medan, pada hari Sabtu (6/4) yang lalu sekitar pukul 19.00 WIB. Lahir dengan berat badan 3 kilogram dan panjang 45 centimeter.
"Alhamdullilah persalinan lancar dengan persalinan normal, walaupun anak saya ini terlilit tali pusar di lehernya membuat perawat mengalami kesulitan untuk mengeluarinya," ungkap Sri sembari bersyukur kepada Allah SWT.
Sri bercerita, pada malam hari sebelum proses persalinan, tepatnya Jumat (5/4) malam, Sri bermimpi. Dalam mimpinya Sri diberikan air zam-zam oleh tetangga sebelah rumah yang baru pulang melaksanakan ibadah haji. "Tetangga saya menyuruh langsung meminum air zam-zam ini," tuturnya.
Selain bermimpi diberikan air zam-zam, Sri pun pernah mimpi melihat anak kucing yang sangat banyak. Kemudian, malam itu juga dia bermimpi melihat burung merpati terbang secara bergerombolan. Mimpi-mimpi itu sempat membuat Sri ketakutan.
"Saya takut anak saya bakal mati karena jarak anak nomor empat dan kelima berjarak 7 tahun. Namun saya terus berdoa dalam salat saya untuk diberikan perlindungan terhadap anak yang saya kandung," sebutnya.
Setelah lahir, menurut Sri, Okinawa mulai menunjukkan perbedaan yang lain – selain telinganya. Pada usia lima hari Okinawa sudah berusaha telungkup di atas ranjang. Selain itu, alat kelamin Okinawa pun lebih panjang dibanding bayi lainnya. "Ukuran kelaminnya panjang, kalau mau buang air kecil tampak jelas. Dia pun sudah mau telungkup di tempat tidur, syukurnya ketahuan," ujarnya.
Yang menarik, setiap terdengar suara azan, Okinawa pun terlihat seakan menyimak. Dahinya berkerut. "Kalau sudah dengar adzan, saya lihat dia seperti menyimak," cerita Sri.
Lalu, kenapa namanya Okinawa? "Spontan saja, sama seperti anak-anak sebelumnya, Okinawa saya lihat bagus dan seperti anak Jepang," jawab sang bapak, Iwan.
Iwan yang sehari-hari berjualan nasi goreng dan menjadi penjaga malam ini mengaku baru tahu telinga anaknya berbeda di belakang hari. Tepatnya setelah dua hari pascakelahiran.
"Istri saya dirawat cuma satu hari saja. Setelah pulang ke rumah, baru istri saya cerita kalau telinga anak saya ini berlafazkan Allah," ungkapnya.
Awalnya Iwan tak begitu yakin. Namun, setelah para tetangga dan para tetangga sepakat dengan pandangan istri dan dirinya, Iwan makin yakin kalau telinga anaknya berlafaz Allah.
"Saya perlihatkan sama tetangga, barulah tetangga bilang, kuping anakmu itu ada bacaan Allah," jelasnya.
Dengan kalimat Allah pada telinga anaknya ini, Iwan berharap kelak Okinawa menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada orangtua. Terkait kelahiran anaknya, Iwan mengaku tidak petunjuk atau firasat tertentu. Namun, saat kelahiran, istrinya sama sekali tak merasa sakit yang luar biasa.
"Pagi hari, setelah di bawah ke klinik masih buka satu. Siang kembali sakit dan sudah buka tiga. Pas malamnya, air ketuban sudah pecah. Langsung lah lahir. Walaupun anak saya terlilit tali pusat, tapi istri tidak mengalami sakit sekali," urainya.
Atas hal ini, dirinya tidak mau disebut riya (ingin dipuji) dengan mengekspos anaknya ke media massa. "Saya tidak mau menjadi riya atas keadaan anak saya. Mungkin dari mulut ke mulut sampai ke wartawan. Saya mau bilang apa? Saya hanya bisa bercerita saja atas kondisi anak saya ini," pungkasnya.

Source: http://www.jpnn.com/read/2013/04/14/167247/Dahi-Berkerut-Setiap-Dengar-Azan-

0 komentar:

Posting Komentar